Mr X, itulah julukan
si pembunuh berdarah dingin yang tidak diketahui identitasnya itu. Ia adalah salah satu pembunuh bayaran
yang sangat handal dan pandai menghilangkan jejak dalam menjalankan setiap tugas yang diberikan kepadanya, terutama
dalam hal pembunuhan, sudah banyak korban berjatuhan karena dibunuh olehnya.
Bahkan hebatnya ia dalam menjalankan tugas tak pernah membedakan umur korbannya, baik anak dibawah umur,
remaja, orangtua bahkan
kakek nenek sekalipun.
Pada suatu hari ia
diberi tugas oleh seseorang yang memiliki jabatan cukup tinggi di pemerintahan
di daerah tersebut untuk membunuh atasannya. Ia memulai aksinya
disebuah pesta yang sebagian besar dihadiri oleh orang-orang penting di pemerintahan.
Mr X sangat cerdik
dalam menjalankan aksinya, ia mengenakan seragam pelayan agar tak dicurigai
oleh para tamu. Namun, pada saat ia ingin mengantarkan minuman pada salah satu
tamu , tanpa disengaja ia menabrak salahseorang tamu dan membuat jas mewahnya
itu basah kuyup. Akan tetapi, tamu itu hanya berkata “Tidak masalah ini hanya
hal sepele, biar aku bersihkan sendiri di kamar kecil”.
Tidak lama kemudian
orang yang memberikan tugas kepada Mr X memberikan tanda dan menunjuk sasaran
yang akan dibunuhnya. Ia pun mengeluarkan pistol dari dalam saku bajunya dan
mengarahkan pistol itu kepada si korban. Hal itu membuat para tamu berlarian
keluar. Namun, pada saat Mr X ingin menarik pelatuk pistolnya, ia malah
terkejut karena orang yang akan dibunuhnya adalah orang baik hati yang tak
sengaja ia tabrak tadi.
Pada saat ia akan
menembaknya hati nuraninya berkata lain. “ Aku tak tega menghabisi nyawa orang sebaik dan seramah dia,
terlebih ia tidak mempunyai kesalahan padaku”. Karena Mr X merasa orang itu tak
pantas untuk dibunuhnya, maka ia mengarahkan tembakannya kepada orang yang
membayarnya, karena ia merasa yang lebih pantas mati bukanlah orang yang ia
tabrak tadi tetapi, orang yang membayarnya itulah yang lebih pantas mati.
Karya Wahyuni Pagga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar